Santriwati Pontren AN-NUQTHAH

Santri berasal dari dua kata yaitu Insan dan Tri Manusia yang tiga artinya santri memiliki tiga hubungan dengan Allah, sesama dan yang Ghaib

Welcome To Pontren An-Nuqtah

An-Nuqthah memiliki Filosofi titik yang sangat sederhana namun memiliki makna yang sangat besar karena semua dimulai titik titik

Kegiatan Upacara 17 Agustus

Introfeksi Barisan oleh Pimpinan Pondok Modern An-Nuqthah 2014

Foto Dewan Guru besama Pengibar Upacara Bendera

Siap dipimpin dan siap memimpin adalah salah satu Prinsip Pondok Modern yang harus di terapkan pada setiap jiwa santri

Proses belajar komputer Merakit Pc KK1

Belajar merakit PC dan Instalasi sistem operasi dasar adalah salah satu penerapan dari kurikulum 2013

Jumat, 10 Oktober 2014

Tips dan Trik Sukses Ujian Kenaikan Kelas


Ust. Marudin Rofizka
Ujian kenaikan kelas sungguhnya tidak kalah menegangkan dibandingkan dengan UN. Alasannya tentu sangat sederhana. Jika gagal ujian maka siswa akan tinggal kelas. Resikonya tentu akan mengulang tahun depan pada kelas yang sama. Hayo, coba bandingkan tidak naik kelas dengan tidak lulus UN! Agar sobat siswa tidak mengalami kegagalan maka sebaiknya mempersiapkan diri mulai dari sekarang. Berikut info pendidikan memberikan tips ringan untuk menghadapi ujian kenaikan kelas.
Beberapa aturan berkaitan UKK dan kenaikan kelas, antara lain:
1. siswa dinyatakan tidak naik kelas jika mendapat NK (nilai kurang dari KKM) di lebih dari 3 mata pelajaran
2. siswa dinyatakan tidak naik kelas jika nilai akhlak dan kepribadian kurang dari kriteria. Untuk itu, diperlukan cara-cara khusus atau trik-trik tertentu agar dapat melalui UKK (ujian kenaikan kelas) dengan baik dan naik kelas. Bila mungkin, agar mendapatkan nilai yang sangat memuaskan.
Berikut adalah beberapa tips sukses UKK (ujian kenaikan kelas).
1. Benahi semua buku catatan pelajaran
Buku catatan pelajaran merupakan ringkasan materi pelajaran atau berisi materi pelajaran yang penting saja. Periksa kembali semua buku catatan pelajaran, terutama yang akan diujikan pada ujian kenaikkan kelas. Jika kurang lengkap maka lengkapi segera. Bagaimanapun, buku catatan ini sangat penting buat mengulang pelajaran di rumah.
2. Periksa kembali berkas ulangan harian yang diberikan guru.
Memeriksa kembali berkas ulangan harian sangat penting terutama berkaitan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Jika ada yang belum tuntas atau pas nilai KKM, bicarakan kembali dengan guru mata pelajaran bersangkutan.
3. Periksa kembali tugas yang diberikan guru.
Jangan anggap enteng tugas atau latihan yang diberikan guru. Mungkin ada tugas pada mata pelajaran tertentu yang belum diserahkan atau belum lengkap. Ketahuilah, nilai tugas termasuk unsur penilaian pada rapor. Coba pelajari juga cara menghitung nilai rapor semester.
4. Ketahui dengan baik mekanisme pengolahan nilai rapor semester. Bahwa unsur-unsur penilaian pada rapor semester adalah ulangan harian (UH), tugas, ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan umum semester (UUS).
5. Pelihara kesehatan dan kurangi bergadang.
Kesehatan adalah modal utama kebugaran fikiran dalam menghadapi ujian. Jika sobat siswa kurang sehat, misalnya flu atau batuk, pasti akan mengganggu konsentrasi dalam mengerjakan soal-soal ujian. Oleh sebab itu kurangi bergadang atau melakukan pekerjaan yang menguras tenaga. Tentu saja imbangi dengan makanan dan minuman yang sehat.
6. Berdoa dan mohon doa restu kedua orang tua.
berdoa dan mohon restu orang tua agar sukses ujian dan naik kelas. Bagaimanapun, keberhasilan siswa tak lepas dari restu orang tua siswa. Jika merasa bersalah atau berdosa pada orang tua, maka segeralah minta maaf
Selain itu juga ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan berkaitan dengan kenaikan kelas siswa tersebut
HARI-HARI SEBELUM UKK:
• jika ujian kenaikan kelas dilaksanakan pagi hari, usahakan tidur sebelum pukul 21.00. jika tidak, terserah Anda.
• jika dalam satu hari terdapat dua atau lebih mata ujian, gunakan sore hari sebelumnya untuk mempelajari salah satu materi yang lebih mudah. jika tidak, terserah Anda.
• jika Anda tinggal bersama masyarakat, gunakan lingkungan Anda dengan baik. carilah orang pintar (maaf, bukan dukun) untuk membantu Anda belajar. karena belajar dengan orang lain lebih baik daripada sendiri. jik tidak, terserah Anda.
HINDARI:
• ngebut belajar, karena pasti mudah lupa. tidak percaya, terserah Anda.
• belajar sambil makan, karena makanan pasti masuk, materi belum tentu. tidak percaya, terserah Anda.
• belajar sambil tidur-tiduran, karena selain merusak mata juga dapat menyebabkan ingatan menjad lemah. tidak percaya, terserah Anda
SAAT PELAKSANAAN UKK:
• mintalah restu dari orang tua dengan cara yang baik. jika tidak, terserah Anda.
• datanglah ke tempat ujian 30 menit sebelum dimulai untuk menyiapkan mental dan menenangkan hati. jika tidak, terserah Anda.
• masuklah ke ruang ujian 5 atau 10 menit sebelum bel untuk menyiapkan diri secara fisik termasuk alat tulis dsb. jika tidak, terserah Anda.
• berdoa sebelum mengerjakan ujian. jika tidak, terserah Anda.
• gunakan waktu yang tersedia dengan baik, karena waktu ujian telah disesuaikan dengan jumlah dan tingkat kesulitan soal. jika tidak, terserah Anda.
• kumpulkan lembar jawaban kepada petugas yang berwenang. jika tidak, terserah Anda.
HINDARI:
• datang terlambat, karena menambah jumlah materi yang hilang dari kepala. apalagi datang setelah bel tanda ujian berakhir berbunyi. tidak percaya, terserah Anda.
• menggantungkan jawaban pada orang lain, karena bisa jadi orang lain menjawab sembarangan. tidak percaya, terserah Anda.
• mengumpulkan lembar jawaban saat waktu masih tersisa karena akan merugikan Anda. tidak percaya, tererah Anda.
SETELAH UKK:
• sering-sering lah bertanya pada guru mata pelajaran tentang nilai Anda. jika ternyata nilai Anda kurang, tanyakan apakah ada tugas tertentu yang bisa digunakan untuk menambah atau memperbaiki nilai
HINDARI:
• meminta tugas atau remidi setelah nilai ditulis di raport.
itulah beberapa tips dan trik agar sukses UKK.
“siswa keren bukanlah siswa yang keluar duluan saat ujian berlangsung, tapi siswa yang bisa tersenyum saat pembagian nilai dilakukan”

Rabu, 08 Oktober 2014

Makna Nuqtoh Yang Sebenarnya



"Nuktoh" itu artinya "titik", kenapa dinamakan nuktoh? kalau dalam bahasa arab An Nuqthah, Walaupun kecil tapi mempunyai manfaat yang luar biasa. Biasanya orang suka melupakan titik itu, seperti misalnya, orang membuat satu kalimat tapi tidak ada titik nya, kira kira apa yang akan terjadi? Kacau !!!! akan terjadi berbagai makna kalimat yang tidak tepat antara maksud si pembicara dengan pendengar. Berangkat dari yang kecil Insyaallah akan menjadi Besar.
KH ZUHRI FAUZI

Fakta Ujian Bagi Siswa


Pada umumnya hasil belajar dinilai melalui tes, baik tes uraian maupun tes objektif. Pelaksanaan penilaian biasa secara lisan, tulisan dan tindakan atau perbuatan.
Menurut saya, guru seharusnya memahami sejauh mana pemahaman yang ia pahami tentang fungsi tes (baca bukan tujuan) yang dia lakukan kepada peserta didiknya.. Dari buku yang saya baca (Dasar-dasar evaluasi pendidikan─Prof. Dr. Suharsimi Arikunto) di sana dituliskan “tes atau ujian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu”.

Dalam konteks akademis atau profesional, ujian adalah tes yang bertujuan untuk menentukan kemampuan seorang. Biasanya ujian dilakukan dalam bentuk tes tertulis, beberapa mungkin ada yang dilakukan secara praktis atau komponen praktis, dan sangat bervariasi dalam struktur, isi dan kesulitan tergantung pada subjek, kelompok usia orang yang diuji serta profesi. Seseorang yang telah melewati ujian akan menerima ijazah, sebuah surat keterangan, tergantung pada tujuan tes. Tes kompetitif adalah ujian di mana pelamar bersaing untuk sejumlah posisi, sebagai lawan hanya harus mencapai tingkat tertentu untuk lulus.

Menurut Suharsimi Arikunto (2003:33), ujian adalah kegiatan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Menurut Amir Daien Indrakusuma, dalam Arikunto (2002:32), Ujian adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Menurut Scarvia B. Anderson (1976:425), Ujian adalah penilaian yang komprehensif terhadap individu atau keseluruhan usaha evaluasi program. Dari beberapa kutipan di atas, dapat diketahui bahwa ujian/tes merupakan alat pengumpul informasi untuk mengukur keberhasilan program yang telah diajarkan kepada peserta didik.
Ujian atau tes sebenarnya berfungsi sebagai alat rekam dan atau prediksi. Sebagai alat rekam untuk memotret, ujian/tes biasanya diselenggarakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap suatu materi atau sejumlah materi dan keterampilan yang sudah diajarkan/dipelajari sesuai dengan tujuan kurikulum sehingga guru dapat menentukan langkah-langkah program pengajaran berikutnya.
Selain itu, tes juga bisa digunakan sebagai alat prediksi sebagaimana yang lazim digunakan pada tes seleksi masuk perguruan tinggi atau tes-tes yang digunakan untuk menerima pegawai baru atau promosi jabatan pada suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Sebagai alat prediksi, hasil tes diharapkan mampu memberikan bukti bahwa seorang dapat melakukan tugas atau pekerjaan yang akan diamanatkan kepadanya. Apabila hasil tes yang digunakan mampu menunjukkan bukti terhadap peluang keberhasilan seorang kandidat mahasiswa atau calon pegawai melakukan tugas dan pekerjaan di hadapannya, tes itu diyakini memiliki kelayakan (validity evidences).
Ujian atau tes sebenarnya hanyalah sebuah alat (bukan tujuan) yang digunakan untuk memperoleh informasi pencapaian terhadap proses pendidikan yang sudah dilakukan dan/atau yang akan diselenggarakan. Ujian atau tes tidak berfungsi untuk memecut, apalagi memiliki kemampuan mendorong mutu.
Namun, ujian atau tes memiliki kemampuan untuk memengaruhi proses pembelajaran di tingkat kelas sehingga menjadi lebih baik dan terarah sesuai dengan tuntutan dan tujuan kurikulum. Karena ujian hanya mampu mempengaruhi pada proses pembelajaran pada tingkat kelas, maka pengaruh yang diakibatkannya tidak senantiasa positif. Sebaliknya, pengaruh itu dapat juga sangat bersifat destruktif terhadap kegiatan pendidikan, seperti apabila guru hanya memfokuskan kegiatan pembelajaran pada latihan-latihan Ujian Akhir Nasional (UAN) atau pimpinan sekolah sengaja mengundang dan membiarkan Bimbingan Belajar masuk ke dalam sistem sekolah untuk mengdrill peserta didik yang akan menempuh ujian akhir nasional (UAN). Dalam bahasa testing kegiatan itu sering disebut teaching for the test. Praktik pendidikan semacam itu sangat bertentangan dengan tujuan diselenggarakannya pendidikan formal di negara mana pun karena akan menyebabkan terjadinya proses penyempitan kurikulum (curriculum contraction).
Unsur yang paling pokok dan sangat penting yang harus diperhatikan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat interpretasi hasil skor tes peserta didik peserta ujian adalah validitas. Konsep validitas ini sebelumnya dipahami sebagai sebuah konsep yang terfragmentasi sehingga sering mengantarkan praktisi penilaian pendidikan kepada kebingungan dan berpikir secara keliru.
Studi validitas dilakukan untuk membuktikan bahwa kegiatan interpretasi dan pemanfaatan hasil skor tes yang ada sudah sesuai dengan tujuan diselenggarakan ujian. Sebagai misal, apabila kita menyusun seperangkat tes kemampuan/keterampilan membaca yang digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan kelulusan (sertifikasi) SMA. Bagaimana cara kita menilai apakah proses interpretasi hasil ujian itu sudah dilakukan secara valid? Untuk keperluan itu kita harus membuat sejumlah pertanyaan, antara lain: apakah hasil skor tes itu sudah merupakan alat ukur yang sesuai dan tepat untuk tujuan di muka, yaitu untuk mengukur kemampuan/keterampilan membaca.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu fungsi ujian adalah untuk memberikan sertifikasi bahwa peserta didik sudah belajar atau menguasai keterampilan membaca sebagaimana yang diminta pada kurikulum. Atas dasar itu, bukti-bukti validitas yang diperlihatkan harus mampu membuktikan bahwa skor yang diperoleh benar sudah mengukur keterampilan membaca, sebagaimana yang dijabarkan pada tujuan kurikulum.
Terdapat banyak sekali bukti yang harus dikumpulkan untuk melakukan kegiatan interpretasi terhadap hasil skor tes itu. Kita dapat menunjukkan bahwa instrumen tes yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan pelajaran keterampilan membaca pada kurikulum. Selain itu, kita juga harus mampu menunjukkan bahwa jumlah jawaban yang benar pada soal tes betul-betul sudah sejalan dengan penekanan kegiatan pengajaran membaca pada kurikulum. Lebih dari itu, kita juga harus mampu menunjukkan bahwa keterampilan membaca teks singkat yang tercermin dari kemampuan peserta didik menjawab dengan benar soal pilihan ganda itu memiliki kualifikasi yang sama apabila yang bersangkutan diberikan teks bacaan yang lebih panjang, atau membaca novel, artikel surat kabar. Kita juga harus mampu membuktikan bahwa konten bacaan yang disajikan pada soal tes sudah merupakan representasi dari isi bacaan yang dianggap penting dan challenging yang mampu menggali kemampuan/keterampilan membaca peserta didik yang lebih dalam dan ekstensif; jadi bukan hanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat superficial, faktual, atau trivial.
Apabila kita tidak mampu menunjukkan seluruh bukti di muka, validitas interpretasi yang dibuat terhadap hasil skor tes sangat lemah. Selain itu, kita juga harus mampu membuktikan bahwa skor yang tinggi yang diperoleh peserta didik bukan semata-mata sebagai akibat dari test wiseness, yaitu kemampuan peserta didik menjawab soal dengan benar sebagai akibat dari format soal pilihan ganda, tutorial khusus yang diberikan menjelang tes, seperti kegiatan bimbingan tes, menyontek, dan seterusnya. Lebih dari itu kita juga harus mampu menunjukkan bahwa skor rendah yang diperoleh peserta didik bukan hanya semata-mata disebabkan oleh faktor kegugupan pada diri peserta didik pada saat ujian. Selain itu, kita juga harus mampu menunjukkan bahwa latar belakang budaya peserta didik tidak membawa pengaruh terhadap kemampuan mereka menjawab soal tes dengan benar.

Ujian Tengah Semester

Ujian Tengah Semester atau yang sering kita kenal dengan [UTS] adalah kegiatan yang dilakuakan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi Peserta didik setelah melaksanakan kegiatan selama 8-9 Minggu kegiatan Pembelajaran. Cakupan Ulangan meliputi seluruh Indikator yang mempresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.